Kamis, 11 Februari 2010

Tugas 1: Pandangan Positif Membentuk Citra Diri yang Positif

Saya pernah mendengar pepatah bijak mengatakan “ Dirimu adalah apa yang kamu pikirkan “. Awalnya saya tidak terlalu menggubris pernyataan tersebut. Namun jika dipikir kembali,pernyataan tersebut benar adanya.

Berpikir positif bukanlah sebuah kemampuan yang telah dibawa sejak lahir (nurture), tetapi hal tersebut merupakan sebuah pilihan, dimana setiap orang memilikikehendak bebas didalamnya.

Ketika saya mengalami kegagalan dalam melakukan sebuah tanggung jawab, saya sering merasa down dan bepikir bahwa diri saya adalah benar-benar orang yang gagal. Pertanyaannya,”Apakah perasaan tersebut membuat saya menjadi lebih baik?” Jawabannya tentu tidak. Saya seolah-olah menghukum diri saya sendiri, melalui pemikiran yang sama sekali tidak membangun karakter saya menjadi lebih baik. Saya menjadi orang yang terkesan perfeksionis, merasa harus menyenangkan semua orang, takut mencoba sesuatu yang baru, karena takut mengalami kegagalan. Hal tersebut sama sekali tidak membawa dampak yang positif bagi pribadi saya. Usia remaja merupakan usia yang sangat rentan mengalami hal ini. Namun tetap saja semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengalaminya. Apalagi bila pencapaian sebuah prestasi dikaitkan dengan sebuah harga diri. Pada masa ini, seseorang akan mudah mengalami frustasi ketika menghadapi kesulitan dan kegagalan, seperti yang kadang-kadang saya alami.

”Apa yang terjadi jika pandangan negatif ini terus menerus dibiarkan? Saya yakin itu tentu akan membawa dampak yang negatif dalam pembentukan kepribadian dan temperamen seseorang.

A.Kepribadian dan Temperamen

Kepribadian atau personalitas adalah pemikiran, emosi, perilaku tertentu yang menjadi ciri dari seseorang dalam menghadapi dunianya. Ada lima besar faktor dalam kepribadian, yang merupakan ciri bawaan yang paling menonjol, yang dianggap bisa mendeskripsikan dimensi utama dari kepribadian tersebut:opennes, extraversion, conscientiousness, agreeableness, neuroticm. Beberapa kompone diatas akan mengalami ketidakseimbangan, ketika sebuah pandangan negatif telah ”ditanam” dalam kepribadian seseorang. Ketidakpercayaan diri, rasa curiga, menutup diri, kecemasan terhadap penolakan, merupakan beberapa contoh dari dampak negatif tersebut. Sebalikny, pandangan positif dapat merangsang terbentuknya kepribadian yang positif pula.

Sedangkan temperamen berkaitan erat dengan kepribadian dan dengan gaya belajar dan berpikir.

Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan dan respon. Beberapa bertemperamen aktif, sedangkan yang lain tenang. Beberapa orang merespon orang lain dengan hangat, sedangkan yang lain bersifat cuek dan dingin. Seseorang dengan temperamen tenang memiliki mood yang positif, cepat membangun rutinitas, dan mudah beradaptasi dengan pengalaman baru. Sebaliknya, seseorang dengan temperamen yang sulit, cenderung bereaksi negatif, agresif, kurang kontrol diri, dan lamban dalam menerima pengalaman baru. Tak jarang temperamen sulit ini menimbulkan masalah bagi seorang individu. Kecemasan, depresi yang mendalam, mudah tersinggung, serta rentan terhadap penolakan pada diri sendiri. Perasaan ini dapat menghantar seseorang melakukan tindakan ”diluar kendali”, seperti penyalahgunaan narkoba.

Hal ini jelas sekali meberitahu kita bahwa pembentukan kepribadian (citra diri) yang positif berawal dari menghargai diri sendiri, serta menerima keadaan diri secara positif. Selain pengaruh internal, pengaruh external juga dapat membangun citra diri yang positif tersebut. Misalnya pemberian motivasi pada orang-orang yang mengalami kegagalan dan keputusasaan hidup.Selain itu,komunikasi juga berperan penting didalamnya.

B. Motivasi dan Komunikasi

Motivasi merupakan proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, dan bertahan lama.

Motivasi menjadi sangat berarti dalam membangun serta memacu efektifitas seseorang dalam mengembangkan kepribadian, potensi serta kualitas positif yang dimiliki seorang individu. Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow, yang disebut Perspektif Humanistis dan Aktualisasi Diri.

Selain motivasi, komunikasi dengan orang-orang terdekat menjadi sangat penting. Dalam komunikasi timbal balik, seseorang diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam proses belajar, baik mental, intelektual, emosional, maupun fisik agar mampu mencari dan menemukan pengetahuan, sikap dan keterampilan, serta mendorong seseorang untuk belajar sesuai dengan tujuan, mengembangkan rasa percaya diri(self-confident), rasa bisa melakukan sesuatu, rasa berguna (bisa menyumbangkan sesuatu), rasa memiliki, dan rasa berdaya (memiliki kendali atas masa sepannya sendiri).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembentukan citra diri yang positif pada diri seseorang, selain dipengaruhi oleh pandangan seorang individu terhadap dirinya sendiri, juga dipengaruhi oleh motivasi dan komunikasi, dimana orang lain berperan didalamnya. Motivasi dan komunikasi sangat membantu seorang individu dalam menciptakan dan menanamkan aktualisasi diri serta citra diri yang positif bagi seorang individu.

Referensi:

- DR.Munir,M.IT.Kurikulum Berbasis Teknologi, Informasi dan Komunikasi.2008.Bandung:Alfabeta.

- Jhon W Santrock.ed.2;Psikologi Pendidikan.2008.Jakarta:Kencana.


11 Februari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar