Bagaimana pandangan psikologi pendidikan terhadap pandangan bahwa media pembelajaran dapat mengakibatkan dehumanisasi pada siswa?Jawab: Menurut kelompok kami, psikologi pendidikan memandang bahwa seharusnya tidak perlu terjadi apabila peserta didik dan pendidik itu sendiri dapat memandang bahwa manusia adalah individu yang memiliki kepribadian, motivasi, dan kemampuan pribadi yang berbeda. Karenanya penggunaan media pembelajaran modern ataupun tidak, haruslah tetap melalui pendekatan humanis. Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat
mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping
memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi
serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan
secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Dengan kata lain, siswa harus dihargai harkat kemanusiaannya dan diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi.
Berdasarkan teori sistem oleh B.F Skinner yang menjadi dasar rancangan desain sistem pembelajaran dalam teknologi pembelajaran, bagaimanakah pandangan psikologi pendidikan akan kajian tersebut dan kehadiran psikologi pembelajaran didalamnya?Jawab: Menurut kelompok kami, berdasarkan teori Skinner yang menjadi dasar pengembangannya, teori ini menghadirkan psikologi pembelajaran sebagai aplikasi dari nilai-nilai sistem belajar berbasis teknologi yang merupakan prosedur terorganisir yang meliputi : (a) penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari); (b) perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); (c) pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pelajaran); (d) pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan (e) penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran). Psikologi pendidikan memandang bahwa dalam kajian ini Teknologi dan peserta didik haruslah berbarengan dan dapat disimulasikan secara simultan dengan sedemikian rupa agar dapat teraplikasi merata dan baik. Hal ini untuk menstimulasi pendidik dan peserta didik untuk “sadar” dan dapat membentuk citra personal yang membantu perkembangan proses belajar mengajar.
Di tengah berkembangnya sistem pembelajaran yang memadukan instruksi pengajaran “teacher-centered” dengan “learner-centered”, maka model pembelajaran manakah yang cocok untuk diterapkan?Jawab: Sistem pengajaran yang memadukan instruksi pengajaran “teacher-centered” dengan “learner-centered” dilakukan guna mengatasi beberapa kekurangan dalam sistem “learner-centered”, misalnya kendala teknis seperti penguasaan peserta didik akan teknologi serta ketersediaan teknologi itu sendiri (ketersediaan laptop, situs pembelajaran, internet, dsb.). Sehingga diperlukan variasi dalam menerapkan modul pembelajaran untuk mendukung perpaduan instruksi pengajaran “teacher-centered” dengan “learner-centered”. Karena itu, menurut kelompok kami, ketiga jenis modul pembelajaran yakni modul pembelajaran langsung, koorperatif, dan modul pembelajaran berdasarkan masalah harus dipadukan. Modul pembelajaran langsung biasanya dipakai dala sistem “teacher-centered”, sedangkan modul pembelajaran kooperatif biasa diaplikasikan pada sistem “teacher-centered”. Modul pembelajaran berdasarkan masalah dapat diaplikasikan pada keduanya. Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin.
Variasi ketiganya dapat dilakukan dengan cara berikut: pada awal pertemuan, guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik mengenai materi yang akan dibahas ataupun memberikan ceramah singkat mengenai materi yang akan diajarkan (modul pembelajaran langsung). Lalu guru memberikan sebuah pertanyaan esensial ataupun contoh kasus (modul pembelajaran berdasarkan masalah) yang akan dipecahkan oleh peserta didik secara berkelompok dengan menggunakan teknologi ataupun bahan literature yang dieksplor sendiri oleh mereka(modul pembelajaran kooperatif).
Referensi:
Munir.2008.Kurikulum Berbasis TIK.Bandung:Penerbit Alfabeta.
Santrock, J.W.2008.Psikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Kencana Prenada Media Group
http://sweetyhome.files.wordpress.com/2009/08/berkas-cooperative-learning2.pdf
http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/ragam-model-pembelajaran.html
www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf -
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/20/teknologi-pembelajaran/
http://e-pendidikan.com/a-v.htmlTestimoni
Susi Trisnawaty 09-026
“Ini adalah hari yang sangat menegangkan karena keterbatasan laptop dan koneksi sehingga tidak dapat mengikuti kuliah on-line secara langsung, hanya bisa menatap dari belakang.”
Desy Christina 09-042
“Saya sangat tertantang atas kesulitan tugas yang diberikan pada hari ini. Tetapi, saya tetap semangat!!!!…
Terima kasih buat ibu yang telah memberikan tugas, dan terima kasih buat teman-tenan kelompok ku yang baik, karena telah membantuku..hehehe”
Antony 09-052
“Saya benar-benar bingung, sebenarnya saya merasa tertantang dan rasanya menyenangkan”
Margaretha Novitasari 09-076“Awalnya sih merasa bingung, apalagi ditambah dengan koneksi internet yang kurang mendukung. Tapi pada akhirnya cukup menarik.”
Niputu Defi 09-090“Menyenangkan sekaligus memabukkan”